Selasa, 17 Januari 2012

dua

Senja itu ku tulis namamu diatas pasir pantai
tak ku biarkan laut menghapusnya meski senja tlah pudarkan sinarnya
ku lingkarkan lengan agar tak ada 1pun air yg kan hapus gores namamu.
Tetap bulatkan mata, tak lepaskan dari pandangan jalan berharap kau segera berlari memeluk ku.
Dan segera kau tau aku berhasil menjaga indah namamu disini

senja itu namamu hampir usang tertiup angin
segera ku ukir kembali meski kayu ukir itu sempat membuat luka dijemariku.
lalu kembali terduduk berharap senja ini kau kan rengkuh hatiku serta balut lukaku.
Dan segera kau tau aku tak kan pernah biarkan namamu usang dalam pandangan.

Senja itu, pasang laut bergerak menghadang namamu
kurasa angin memaksaku beranjak, tapi ku abaikan.
kembali ku lingkarkan lengan mencoba menahan hadangan pasang laut
tak peduli lukaku meluas.
aku ingin kau tau aku berhasil menjaga namamu meski harus ku taruhkan luka ku.

masih disenja itu ...
angin kembali memaksaku beranjak menuju seberkas sinar terang.
aku beranjak meski enggan
tak ku biarkan pandanganku lepas dari ukiran namamu,
tak ingin sesuatu terjadi dgn namamu sesaat setelah aku berlalu.
namun, seketika itu mataku memanas sesaat setelah ku lihat kau ukir nama lain diatas pasir dengan indah senyum mu.
Tak sadarkah kau aku menyaksikan semua ini ?

Dan disenja itu ...
kembali ku ukir namamu diatas pasir.
tanpa lingkaran lengan ku saksikan hembusan angin usangkan namamu dan pasang laut hanyutkan ukiran mu
tak peduli lukaku
tak ingin kau tau sebesar apa aku mencintaimu.
Akupun berlalu seraya pudarnya sinar di senja itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar